Sunday, February 8, 2015

# Remaja dan Sosial Media, Yuk..NgeNet Sehat



Pembaca yang budiman...(udah seperti penulis beken aja neh...:-).
Kurang lebih satu tahun lalu, saya bersama seorang teman melakukan sebuah penelitian kecil. Dalam penelitian ini kami mencoba memotret fenomena bagaimana remaja bersosial media.  Laporan penelitianya sih sudah masuk jurnal di tempat saya bekerja. Nah..kali ini saya ingin bagikan kepada teman-teman, tentu saja kalau langsung copy paste dari jurnalnya dijamin akan garing boring kebanyakan cing cong (baca teori).

So...saya coba adaptasi ke dalam bahasa yang lebih asyik, supaya lebih enak diskusinya. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penelitian kami berawal dari kegelisahan melihat  maraknya kasus penipuan,penculikan remaja, pemerkosaan, yang bermula dari pertemanan di media sosial. Ditambah lagi kasus penghinaan dan bullying di media sosial yang pelakunya dapat di kenakan sanksi hukum.

Bagi masyarakat urban, hari gini siapa sih yang tidak bersentuhan dengan yang namanya internet? Mulai dari anak-anak, remaja, karyawan, ibu-ibu tidak pandang bulu internet menjangkau semua lapisan.  Lebih dari itu program-program melek internet gencar juga dilakukan baik dari pemerintah dan swasta terlebih provider (ini sih biar jualannya laku kalee).

Anyway... Bagai pisau bermata dua internet adalah teknologi mutahir abad ini yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sebaliknya teknologi ini juga memberikan ancaman luar biasa tentu saja apabila pemanfaatanya salah.
Tidak dapat dipungkiri dengan internet manusia telah sampai pada sebuah penjelajahan global melampaui batas-batas yang tidak mungkin dilakukan pada abad sebelumnya. Internet dewasa ini dianggap sebagai penyelesaian masalah terhadap segala keterbatasan manusia untuk mengembara dalam berbagai bentuk realitas tanpa batas.

Dalam sebuah penelitian pada tahun 2006 disebutkan bahwa pengguna internet lebih dari 57,8 juta orang mengikuti laju pertumbuhan layanan teknologi broadband dan jaringan seluler. Pemakaian telephone seluler mencapai angka 170 juta orang dan angka pengguna komunikasi bergerak (mobile telecommunications) akan akan berlipat 50% dalam waktu 2 atau 3 tahun kedepan. 



Apa yang terjadi? So...internet telah membentuk dunia baru layaknya dalam kehidupan nyata menawarkan hal-hal yang bisa dilakukan pada dunia nyata. Mulai dari chatting (*ngobrol mak...yuukkk*), conference, berbelanja( siapa yang hobby OL shop ngacung!!!) sampai  mencari jodoh bisa dilakukan di dunia maya ini. Kita diajak untuk  memasuki “ruang” dimana kita bisa mencari apa saja yang kita inginkan, memasuki “komunitas” yang memiliki minat yang sama dengan kita, atau malah membentuk “komunitas” baru sesuai dengan keinginan kita, tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. Mau contoh komunitas yang bermanfaat..ya ini Kumpulan Emak Blogger..*Tosss*

Akan tetapi teknologi ini secara gradual telah mengubah kehidupan manusia. Ayoooo..pada ngaku siapa yang nggak galau kalau HP tertinggal, atau BBM kok nggak segera delivered sih?, atau kalau yang masih PDKT dengan seseorang selalu lihat...Oi...si dia lagi OL *hati kembang-kembang* atau.. Aduhhh..koneksinya lambat euy! Kehiduupan blogger tergantung pada koneksi J Sungguh hal-hal tersebut sangat lumrah kita temui disekitar kita. Iyaaa apa iyaaa...

Okay..sebelum kita masuk ke hubungan antara remaja dan turunan dari teknologi ini yaitu medsos, ada baiknya saya paparkan fakta berikut



Rangking

Negara

Jumlah pemilik account
2011

Jumlah pemilik account 2012
1
Amerika
154.040.460
168.800.560
2
Indonesia
39.568.620
51.497.740
3
India
33.587.640
62.697.100
4
Turki
29.951.960
33.136.140
5
Inggris
29.942.160
33.173.320
6
Meksiko
28.150.240
40.225.740
7
Philipina
26.056.340
30.080.580
8
Brasil
24.921.480
64.688.240
9
Perancis
22.582.160
25.654.960
10
Jerman
20.538.540
25.345.920
Wow...pada tahun 2011 Indonesia diurutan ke dua pemilik akun facebook terbanyak di dunia. 



Pada dasarnya kemampuan internet dalam menciptakan realitas virtual atau pengalaman ruang yang dihasilkan oleh teknologi komputer terdapat juga pada teknologi televisi, telepon atau film. Tetapi internet menampilkan virtualitas yang berbeda, dimana kontrol atau kendali komunikasi terletak pada pemakai (user) bukan pada pencipta atau medium komunikasi. Sifatnya yang senantiasa on line tentu saja membawa pada sifat interaktif yang memungkinkan semua pihak dapat berhubungan dan berinteraksi setiap saat.

Apa yang terjadi pada generasi on line? pengejawantahan interaksi seorang anak dengan on line game misalnya, memungkinkan mereka menghujat, membunuh lawan tanpa “rasa” dampaknya kalau mau dilihat secara kasar dapat kita saksikan pada meningkatnya kasus tawuran pelajar. Kasus perkosaan anak dan bunuh diri pada anak dan remaja (meskipun tentu saja harus dilakukan penelitian lebih lanjut soal ini)

Yuukk kita intip apa sih status yang diunggah remaja tanggung kita...
Dari pengamatan yang kami lakukan, status yang diunggah para terkadang sesuatu yang seperti kekesalan, curahan hati, dan kejadian sehari hari. Misalnya : jengkel, kesal, kangen, pusing, dll.  Selain itu remaja juga sudah secara terbuka mengumumkan status hubungan dengan lawan jenis, misalnya “in relationship with” dengan menandai teman dekatnya, atau “enggaged with”. Status yang diunggah pun terbuka mulai dari status  yang mengungkapkan rasa cinta, marah yang di tandai langsung ke pasangan mereka. Sebagai contoh

Saya mencintai dngan segala kesabaran dan keikhlasan hatiku:-*
mencintai dengan melihat segala kelebihan dan kekurangan yg dia miliki — with ... *menandai seseorang*
Atau
memang semua slah q mnghiati cinta suci mu,,ttapi saat itu cobaan selingkuh.,

Selain itu remaja juga sering kali mengunggah foto diri maupun foto bersama rekan-rekan untuk menunjukkan eksistensi mereka.
Seringkali remaja ingin secara langsung mengumumkan curahan hatinya, atau mengunggah foto dengan pasangan mereka untuk menunjukkan ”status” mereka. Tak jarang komentar-komentar dari teman-teman di sosial media turut melegitimasi.

Oh ya mengenai nama yang di pakai pada akun (terutama) pada Facebook, seringkali remaja menggunakan nama samaran dan atau nama asli dengan kombinasi , yang tentunya menurut orang seumuran saya agak terkesan absurd (ini pandangan saya yang subyektif ya). Nama akun misalnya Iananakpunk, atau dhiazimoet atau chintadichayankcelalu , poepoetimoet  *huuffttt* susah sekali mengejanya (walaupun kami belum berani men-generalisasi kepada semua remaja) paling tidak begitulah informan yang kami temui.

Ada dua  kategori status yang dibuat para remaja ini.
1.      Status kepada teman dekat (pacar)
Saya kutipkan kan ya beberapa contohnya :
Saya mencintai dngan segala kesabaran dan keikhlasan hatiku:-* menandai* pacarnya
 
mencintai dengan melihat segala kelebihan dan kekurangan yg dia miliki — with ...*menandai* pacarnya

aku yang rela terluka untuk masa lalu, aku mau mndampingi diri mu,aku mau cintai kekurang mu
 
Uy gila cuy gw malam ini gk bisa tidur karna ngelintin facebook cewek gw L̲̅åƍɪ̣̝̇ photo berduaan di pantai mesra bangetzzZZZzzzzzzZZ
            
pacar lo bekas gua woy ! nyadar diri kenapa muka kayak pinggiran ketek aja betingkah 
malem ini jadwal nya begadang with pacar kesayangan gw ! Hhhha — with....*menandai pacarnya*
2     Status yang ditujukan kepada guru / teman / lingkungan
woooi.......yok bukber.......sekalian kangen2an gitu....... 
nilaiku b.indonesia......sungguh menyedihkan banget.... 
free gua wihh , MOS nya udah selesai , udah ga nyubuh lagi deh sekarang brangkat nya 
tmen gw"febry"lge sedih,
tmen gw "putra"lge seneng,
dan gw sendiri gak tau lge seneng apa lge sedih, — with *menandai teman*

Sebenarnya selain status-status yang dinggah para remaja yang menjadi perhatian saya juga apa yang mereka “like” dan “share” dan pada group apa saja mereka bergabung. Ini yang membuat saya agak tercengang, remaja tanggung ini beberapa menyukai “video porno indonesia” “cerita dewasa indonesia” “majalah dewasa” dan beberapa situs porno lainya.  Ditambah lagi banyaknya iklan dan situ-situs tidak jelas yang mungkin saja bersliweran di  dinding akun para remaja tersebut. Cukup mudah klik, like and share.

Karakteristik teknologi baru yang dapat menimbulkan efek adiksi bagi pemakainya akan mempengaruhi sikap remaja, misalnya dalam dunia nyata seorang remaja dapat saja anti sosial, pendiam dan tidak banyak berbicara, akan tetapi sangat aktif di dunia maya. Pemberian mata pelajaran TIK bagi pelajar SMP, menambah minat remaja berselancar di dunia maya dikarenakan remaja pada usia SMP telah mempunyai pemikiran oprasional formal dan logis

Tidak dapat dihindari keasyikan ber sosial media menjadikan remaja menjadi lebih “individualis”.  Remaja lebih banyak berinteraksi dengan bahasa text melalui komentar, status dan gambar yang diunggah. Dari sini terlihat bawa pola interaksi teman sebaya pun mengalami pergeseran.

Namun demikian, Meski sosial media memiliki kuasa untuk mengarahkan bagaimana informasi apa saja yang harus disampaikan oleh subyek tersebut, namun pilihan untuk memberikan informasi tersebut tetap kembali kepada kesadaran pengetahuan dari pengguna sosial media tersebut karena pada praktiknya ruang konstruksi identitas ini bisa bersifat opt in (hanya dibaca oleh pemilik akun itu sendiri, sebagian teman dalam jaringan sosmed, atau teman dari teman dalam jaringan sosmed) atau opt out (yang bisa dibaca oleh siapapun juga).

Sosial media sebagai media transaksional dan interaksional yang dikonsumsi secara masif, mempunyai kemampuan luar biasa dalam mereproduksi nilai-nilai yang dibangun dalam status yang diunggah ke dalam realitas sosial remaja.

Para Ibu-ibu dan Bapak-Bapak gaul...yuuukk mulai melek teknologi (tapi jangan lalu kita yang kena efek adiksi teknologi ya...) . Kenapa? Orang tua juga perlu untuk lebih memahami teknologi sehingga memungkinkan untuk melakukan pendampingan dan pemantauan terhadap bagaimana  remaja membangun identitasya.

Bangun komunikasi yang sehat, bahwa apapun yang mereka tuliskan melalui media sosial dapat diakses banyak orang dan tentu saja mempunyai konsekwensi. Sebisa mungkin juga melibatkan diri dalam pertemanan mereka. Sama seperti didunia nyata dalam dunia virtual mereka juga bertemu banyak orang yang tidak hanya dari golongan mereka. Karenanya perlu di beri pengertian bahwa etika berkomunikasi juga berlaku dalam dunia maya. Nggak mau kan anak-anak lebih terbuka sama FB atau Tweeter daripada sama mamanya?

Baiklah....kira-kira demikian gambaran bagaimana remaja bersosmed di dunia maya.  Meskipun lingkupnya kecil...kami yakin diluar sana masalah remaja dan efek internet sangatlah kompleks.
Mungkin tips ini dapat meminimalkan /mengantisipasi dampak negatif internet pada orang-orang yang kita sayangi

  •  Bijaksana dalam memberikan fasilitas gadget kepada buah hati. Buat kesepakatan tentang pemanfaatan gadget tersebut.
  • Kalau memungkinkan akses internet dari rumah, letakkan PC, Laptop di ruang publik di rumah sehingga orang tua dapat memantau aktifitas anak di depan PC dan anak tidak perlu pergi ke warnet
  •  Dampingi dan ajak berdiskusi secara terbuka apa-apa yang mereka temukan d internet. Mungkin kita akan sedikit shock...ya..tapi bukankah itu tantangan bagi kita untuk selalu belajar
  •  Ibu/bapak dapat menyeting PC/Laptop atau gadget dengan memblok situs-situs pornografi. Terkadang anak-anak simply melakukan pencarian di mesin pencari dengan memasukkan kata kunci. Nah bisa saja terjadi gambar atau web yang dimuncul adalah gambar-gambar tidak pantas yang sebenarnya bukan yang mereka cari, tapi karena memang masa-masa remaja penuh dengan  penasaran, jadi bisa saja mereka klik untuk menjawab rasa penasaran tersebut.
  •  Ayo....silahkan tambahkan lagi Tips internet Sehat...
Generasi tangguh dimulai dari rumah.
Wassalam 

*Gambar dari berbagai sumber dan koleksi pribadi

2 comments:

Blog Made Adnjani said...

Luar biasa....tulisannya bisa panjang dan bermanfaat untuk dibaca. Pengin jg bisa pny waktu dan belajar nulis yang renyah untuk dinikmati. Salut....

Muna Madrah said...

makasih bu Made..ayo Nge Blog lagi