Chiang Mai Festival
Chiang Mai, adalah sebuah propinsi di sebelah utara Thailand.
Ibukota propinsi ini juga bernama Chiang Mai yang merupakan kota ke dua
terbesar di Thailand. Jaraknya dari Bangkok kurang lebih 700 km, itu kira-kira
seperti Jakarta –Surabaya mungkin ya.
8.30 pagi,
mendarat dengan mulus di Bandara International Chiang Mai. Bandara
Internasional dengan kesan pertama sederhana tentu saja bila dibandingkan
dengan bandara Swarnabhumi di Bangkok. Senyum petugas imigrasi tulus menyapa
pengunjung, teringat kata Eric Weiner dalam bukunya The Geography of Bliss,
bahwa senyum orang Thai tulusnya keluar dari hati.
Enaknya memang
kalau dimana-mana ada teman. Keluar bandara, Teman lama yang sudah lebih dari 5
tahun tinggal di negara ini sudah siap sedia dengan “tuk-tuk” langgananya.
Sejenis Bajaj dengan ukuran sedikit lebih luas dan terbuka. Indahnya
silaturahmi, ada akomodasi gratis, tour guide, dan tentu saja
bernostalgia.
Kesan bersih,
nyaman dan hangat itulah yang kutangkap dari kota ini. Meski merupakan kota
besar dan tujuan wisata, jauh dari hiruk pikuk kemacetan seperti Bangkok.
Namanya juga memaksakan diri transit, jadi saya hanya punya 24 di kota cantik
ini. Langsung saja Tour guide dadakan menggelar rute. Pertama kami menuju The
Floral Garden.
The Floral
Garden atau juga disebut sebagai Royal Park Rajapreuk, awalnya dibangun untuk
memperingati kenaikan tahta Raja Bumoiphol yang ke 60 pada tahun 2006. Setelah
sekian tahun perayaan selesai, taman ini tetap dijaga dan menjadi tujuan wisata
dan belajar. Konon lebih dari 2200 spesies tanaman dari berbagai penjuru dunia
ada disini. Berbagai anjungan dari negara sahabat yang diberikan sebagai hadiah
kepada raja turut menambah nuansa internasional pada taman ini. Kota ini
merupakan kota bersejarah sebagai ibukota kerajaan LANNA asal muasal bangsa
Thai.
Rasanya tak cukup waktu untuk mengelilingi taman yang sangat luas ini.
Sebuah bangunan utama beratap emas khas Thailand menjuang megah dalam kontrasi
hijaunya taman dan birunya langit negeri gajah putih ini. Semakin tinggi
matahari tak mengurangi semangat untuk mencari sudut-sudut indah untuk
mengabadikan momen transit ini. Ah..penelusuran masih harus dilanjutkan di kota
ini.
Sebagai kota tua dan bersejarah, banyak sekali peninggalan sejarah yang
menarik untuk dikunjungi. Yang termudah adalah Old Lanna Wall. Dinding tua
kerajaan Lanna ini dibangun untuk mengantisipasi serangan kerajaan Burma
(Sekarang Myanmar). Dinding dan parit dibangun mengelilingi kota yang masih
bisa dinikmati hingga kini. Bila ingin menlihat dinding ini sebagai saksi
sejarah, hindari datang di hari Minggu. Saat Weeked area ini menjadi area
Sunday market, yang sangat menggoda mata dan hasrat belanja.
Kalau tidak
sempat menyalurkan hasrat belanja di Sunday market jangan khawatir, masih ada
Chiang Mai Night Bazaar. Mau cuci mata atau cari oleh-oleh pernak-pernik
Thailand. Kira-kira satu km disepanjang jalan Chan Klan Road di sisi timur Old
Lanna Wall, kita dapat menyusuri uniknya menghabiskan malam di Chiang
Mai. Hanya duduk menyaksikan gemerlap lampu menikmati kuliner tropis yang
menggoda dan para turis hilir mudik pun Indah. Bila tujuan anda berbelanja
ajaklah teman lokal, karena sedikit sekali orang lokal yang berbicara bahasa
Inggris, atau kalau tidak ada teman, yahhh bermodal bahasa tarzan plus
kalkulator juga boleh , yang penting tempat yang tepat untuk menikmati malam di
Chiang Mai ya di Night market ini.
Meski bukan
kota besar,Chiang Mai cupuk populer di kalangan turis sebagai kota tujuan
wisata di Thailand, berbagai festival internasionalpun sering di gelar di kota
ini. Kotanya yang bersih, tenang dan tidak sibuk seperti kota besar lainya,
memang cocok untuk berlibur..ah…sayangnya hanya punya sedikit waktu, I ‘ll be
back Chiang Mai.
No comments:
Post a Comment