Wednesday, April 3, 2013

Teknologi yang Memanusiakan Manusia

Untuk apa sebenarnya teknologi diciptakan? Tentunya untuk memudahkan hidup manusia. Memudahkan disini maksudnya adalah untuk membantu pekerjaan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini.

 
Sekedar oleh-oleh dari perjalanan ke Korea Selatan beberapa bulan lalu, yang ingin saya bagi kepada pembaca. Bukan hanya sekedar menikmati beragam situs wisata, budaya dan kuliner, lebih dari itu, belajar dari negeri gingseng ini bagaimana teknologi diciptakan dan terus diperbaharui untuk mempermudah kehidupan manusia.
Korea memang menjadi salah satu rujukan teknologi dunia saat ini. Samsung, LG, Hyundai adalah beberapa brand Korea yang mendunia. Hebatnya, merekapun memakai produk mereka sendiri. Merk-merk mobil di jalanan kota Seoul jarang sekali yang buatan negara lain, kita hanya disuguhi Hyundai atau KIA dengan berbagai tipe dan model. Dalam Seoul metro (kereta subway), penumpang asyik masyuk dengan gadget samsung atau LG nya. Semua komputer di lab-lab universitas di dominasi oleh Samsung. Begitu cintanya mereka memakai produksi dalam negeri yang memang punya kualitas.
semua asyik dengan gadgetnya

Sarana publik dibuat senyaman mungkin, misalnya untuk transportasi, jangan heran anda tidak akan menemukan yang namanya kondektur di dalam bis atau kereta. T-Money card yang bisa dibeli di toko-toko berfungsi sebagai kartu pintar transportasi. Mau  naik taksi, kereta, bis dimanapun di Korea Selatan kartu ini bisa dipakai sebagai alat pembayaran. “Bip-bip” suara yang sering kita dengar di dalam bis atau di stasiun subway, ketika T-Money dtempelkan pada mesin pembaca. Saya hampir tidak pernah melihat orang membayar angkuatan publik ini dengan uang tunai. Kartu ini bisa diisi ulang di mesin-mesin isi ulang yang banyak berada di stasiun subway.

T-Money Card

 Dalam stasiun subway tidak ada counter penjual tiket, mesin-mesin pintar penjual tiket berjejer rapi di semua stasiun dengan operintah bahasa Inggris dan Korea.jika anda tidak memerlukanya lagi tiket tersebut, anda bisa memasukanya ke mesin refund dan anda masih mendapatkan uang kembalian sebesar 500KRW. 


 Mesin tiket dan isi ulang T-Money

 Masih didalam stasiun, semua fasilitas disediakan bagi semua orang tanpa terkecuali. Bagi yang mempunyai kekurangan fisik dan harus memakai kursi roda, tidak usah khawatir untuk naik turun tangga. Selain ada lift yang bisa di pakai, ada pula alat bantu untuk menaiki tangga. Alat ini memang dirancang khusus bagi pemakai kursi roda, biasanya juga manula. Pintu-pintu khusus, toilet dan space khusus dalam gerbong semua memudahkan mereka.
alat bantu naik tangga bagi pemakai kursi roda

 Jalur bagi tunanetra semua terhubung mulai dari trotoar, halte bis sampai stasiun subway memudahkan para tunanetra mengakses angkutan publik. Bagi pendatang yang kebingungan dengan rute subway anda dapat menginstal aplikasi Explore Seoul dari android anda. Informasi mengenai waktu tempuh dan biaya akan anda dapatkan dengang mudah dan akurat. Bila anda memilih naik taksi, disetiap taksi terdapat monitor GPS yang akan menuntun supir, rata-rata mesin GPS nya tiga dimensi. Biasanya bila supir tidak terlalu faham dengan daerah tujuan, dia akan memasukkan alamat pada kotak yang tersedia, dan mesin akan memberikan informasi. Keren!



Diakhir kunjungan, saya berkesempatan menaiki sedan Hyundai keluaran terbaru. Seorang kolega orang Korea, baru saja mendapatkan hadiah ulang tahun sebuah mobil pintar dari suaminya...so sweet sekali. Mobil yang anggun dan nyaman. Sistemnya diatur sedemikian rupa terhubung dengan sistem keamanan emergency, jika terjadi sesuatu pencet saja tombol ini maka polisi akan segera datang membantu, kata teman saya menjelaskan. GPSnya tentu saja 3 dimensi ditambah informasi jarak tujuan kita, misalnya Incheon International Airport 15 km lagi. Tidak hanya itu, yang membuat saya heran, ketika melewati jalan tol yang harus bayar tiba-tiba terdengar suara, yang kata teman saya artinya kartu kredit anda dipakai untuk membayar toll sebesar sekian KRW. Wow...

Sebuah perenungan dalam perjalanan pulang ke tanah air. Mungkinkah semua kepraktisan ini kita peroleh di tanah air. Tetapi tiba-tiba saya disadarkan pada konsep yang sangat berbeda yang dipahami oleh sebagian besar dari kita, yang sangat sulit saya cari terjemahkan dalam sebuah kata. Kita adalah orang yang suka berbagi, berbagi pekerjaan dan tentu saja berbagi rezeki. Misalnya daripada memasang CCTV di jalan raya yang bisa dikontrol secara terpusat, lebih baik menempatkan polisi sebagai mata-mata. Atau kita lebih suka membayar orang mejual tiket kereta daripada menciptakan mesin tiket, menempatkan kondektur dalam bis dan kereta untuk menarik ongkos, menempatkan satpam dirumah kita daripada memasang kunci pengaman digital.  Sungguh banyak SDM yang pastinya akan tergantikan apabila semua di gantikan dengan teknologi, karena masih banyak SDM yang hanya bisa bekerja atau terpaksa bekerja pada bidang-bidang yang sebenarnya bisa ditopang  oleh kemampuan teknologi.