Sunday, January 25, 2015

Keajaiban itu bernama "BLEDUG KUWU"


Destinasi wisata dijawa tengah masih didominasi tempat-tempat terkenal seperti Borobudur, Prambanan, Tawangmangu dan lain lain. Sebagai ibu-ibu yang setiap pengeluaranya harus dihitung dengan cermat  heeee (menghindari kata pelit ya), bagaimana tidak harga-harga membumbung tinggi sementara liburan dan pendidikan sudah masuk dalam list kebutuhan sekunder. Sebagai mamak yang cerdas (wuihh..), mesti cari solusi wisata hemat (hemat ini relatif ya..) dan edukatif, ada nilai-nilai pendidikan dan moral bagi anak-anak.  Karena kami tinggal di “daerah” di pesisir utara Jawa Tengah (bukan Jakarta lhooo), saatnya kami hunting lokasi-lokasi mana yang bisa dikunjungi murah, meriah dan terjangkau (budgeted), tentu saja dengan tidak melupakan faktor edukasi buat anak-anak.

Kali ini pilihan kami jatuhkan ke Bledug Kuwu. Sudah lama saya mendengar tentang Bledug Kuwu, meskipun lokasinya sangat dekat dengan tempat kami tinggal tapi belum pernah kami mengunjunginya. Lokasinya sangat strategis di tepi jalan raya Purwodadi-Sulursari, tepatnya lokasi berada di kecamatan Kradenan, Purwodadi Grobogan Jawa Tengah. Lokasinya yang sangat terjangkau oleh angkutan umum, sekalian mengajarkan ke anak-anak, wisata itu tidak harus mahal, tetapi lebih dari itu pelajaran yang didapat dari setiap perjalanan.

Dari Semarang ibukota Jawa Tengah waktu tembuh kira-kira dua jam untuk sampai ke lokasi. Dari terminal bus Penggaron di Semarang menuju kota Purwodadi anda cukup membayar Rp.10.000,-, dan dari Purwodadi menuju Bledug Kuwu antara Rp.5000 – 7.000 dengan tiket masuk yang super murah yaitu Rp. 2000,- anda dapat menyaksikan keajaiban alam ini dari dekat.


Setelah kurang lebih 1,5 jam perjalanan tibalah kami di TKP.  Sebuah hamparan padang tandus akan menyambut anda, lebih tepatnya padang lumpur. Pada bagian-bagian tertentu terdapat gelembung-gelembung lumpur, yang mengeluarkan bunyi “BLEDUG” bersamaan dengan keluarnya asap, gas dan air garam. Maka dari itu lokasi ini dinamakan dengan BLEDUG KUWU, karena lokasinya di desa Kuwu.

Sebagaimana banyak lokasi wisata di Indonesia terkait dengan legenda rakyat. Demikian juga dengan Bledug Kuwu. Gelembung-gelembung lumpur konon adalah ular raksasa putra pangeran Ajisaka yang telah mengalahkan buaya putih jelmaan prabu Dewata Cengkar, dan membawa kepala buaya  putih melalui perut bumi untuk diberikan kepada ayahandanya  prabu Ajisaka di Kerajaan Medang Kamolan. Di daerah Kuwu sang ular yang berada di perut bumi ingin memastikan perjalananya dan menembus kulit bumi untuk melihat sekelilingnya.
 Asap putih keluar bersamaan dengan bunyi BLEDUG dari perut bumi

Diluar legenda itu, Bledug Kuwu adalah sebuah keajaiban alam Indonesia. Hanya sekitar 45 hektar  saja daerah padang lumpur, dikiri dan kanan lokasi adalah area subur pertanian. Meskipun mengeluarkan asap, ternyata bukanlah asap panas dan lumpurnya juga tidak panas. Dari bau asap yang menyengat dapat diketahui bahwa ada kandungan sulphur yang keluar. Meskipun tidak panas pengunjung harus tetap berhati-hati karena tanah disekitar sangat labil. Sebaiknya tidak terlalu dekat dengan kawah letupan, karena itu adalah lumpur bergerak dan anda bisa terperosok.

Hati-hati tanah disini sangat labil


Kandungan garam dan mineral yang dihasilkan Bledug Kuwu oleh masyarakat setempat diolah menjadi garam. Konon rasa garam bledug kuwu berbeda dengan garap produksi dari air laut, rasa garam lebih asin dan gurih. Selain untuk garam masyarakat sekitar juga memanfaatkanya untuk membuat “BLENG” sejenis bahan yang dipakai untuk mengawetkan adonan bahan pembuat  krupuk.

Tinggi letupan lumpur Bledug Kuwu, sangat berfariasi, menurut pemandu kami, letupan bisa mencapai 500 cm dan yang terkecil sekitar 90 cm. Kawah besar yang mengeluarkan letupan besar yang berada di sebelah timur oleh masyarakat setempat disebut “Jaka Tuwa” dan kawah yang terkecil di sebelah barat di sebut “Rara Denok”.



Suara “Bledug” pada letupan kawah besar cukup menggetarkan hati dan meyiutkan nyali, kiranya apa yang terjadi didalam perut bumi sana. Sungguh maha besar Allah dengan segala ciptaan-Nya. Berbeda dengan luapan lumpur yang terjadi di porong yang konon ditengarai akibat kegiatan eksplorasi, lumpur Bledug Kuwu adalah sebuah keajaiban alam. Masyarakat setempat masih mempercayai legenda yang diturunkan leluhur mereka sehingga kegiatan pemanfaatan mineralnya dikerjakan secara sederhana dan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat saja.



Pojok oleh-oleh yang bisa dijumpai disini, sangat sederhana

Banyak hal bermanfaat yang saya ambil dari wisata sederhana kami kali ini. Alam selalu mengajarkan betapa kebesaran sang Pencipta. Hal ini akan selalu membuat kita mawas diri dan rendah hati. Legendanya dapat kita turunkan kepada anak-anak sebagai nilai-nilai karifan lokal, kandungan mineralnya dapat disampaikan  sebagai bekal dasar pengetahuan alam.

Sayangya sebagaimana tempat wisata lokal di Indonesia, fasilitas pendukung dan kebersihan belum terjaga dengan baik. Semoga pemerintah setempat memperhatikan aset-aset semacam ini sehingga terpelihara dengan baik.




5 comments:

momtraveler said...

gambarnya di besarin mbak, biar makin mantab.
sukses ya :)

berbagifun said...

wuih... keren letupan nya :)

Nasirullah Sitam said...

Tahun 2004 lewat sini waktu ke Purwodadi Tapi nggak mampir :-(

Unknown said...

Terimakasih semua sudah mampir...ini padahal aksesnya mudah banget passs...pinggir jalan raya

Nhe! said...

Numpang nanya, apa angkutan umum bisa sampai di depan gerbang wisata? Saya rencananya mau ke bledug kuwu dari stasiun ngrombo.