Pembaca yang budiman...(udah seperti penulis beken aja neh...:-).
Kurang lebih satu tahun lalu, saya bersama seorang teman melakukan
sebuah penelitian kecil. Dalam penelitian ini kami mencoba memotret fenomena
bagaimana remaja bersosial media.
Laporan penelitianya sih sudah masuk jurnal di tempat saya bekerja.
Nah..kali ini saya ingin bagikan kepada teman-teman, tentu saja kalau langsung
copy paste dari jurnalnya dijamin akan garing boring kebanyakan cing cong (baca
teori).
So...saya coba adaptasi ke
dalam bahasa yang lebih asyik, supaya lebih enak diskusinya. Mudah-mudahan
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penelitian kami berawal dari kegelisahan melihat maraknya kasus penipuan,penculikan remaja,
pemerkosaan, yang bermula dari pertemanan di media sosial. Ditambah lagi kasus
penghinaan dan bullying di media sosial yang pelakunya dapat di kenakan sanksi
hukum.
Bagi masyarakat urban, hari gini siapa sih yang tidak bersentuhan
dengan yang namanya internet? Mulai dari anak-anak, remaja, karyawan, ibu-ibu
tidak pandang bulu internet menjangkau semua lapisan. Lebih dari itu program-program melek internet
gencar juga dilakukan baik dari pemerintah dan swasta terlebih provider (ini
sih biar jualannya laku kalee).
Anyway... Bagai pisau bermata dua internet adalah teknologi
mutahir abad ini yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sebaliknya
teknologi ini juga memberikan ancaman luar biasa tentu saja apabila
pemanfaatanya salah.
Tidak
dapat dipungkiri dengan internet manusia telah sampai pada sebuah penjelajahan
global melampaui batas-batas yang tidak mungkin dilakukan pada abad sebelumnya.
Internet dewasa ini dianggap sebagai penyelesaian masalah terhadap segala
keterbatasan manusia untuk mengembara dalam berbagai bentuk realitas tanpa
batas.
Dalam
sebuah penelitian pada tahun 2006 disebutkan bahwa pengguna internet lebih dari
57,8 juta orang mengikuti laju pertumbuhan layanan teknologi broadband dan
jaringan seluler. Pemakaian telephone seluler mencapai angka 170 juta orang dan
angka pengguna komunikasi bergerak (mobile telecommunications) akan akan
berlipat 50% dalam waktu 2 atau 3 tahun kedepan.
Apa yang
terjadi? So...internet telah membentuk dunia baru layaknya dalam kehidupan
nyata menawarkan hal-hal yang bisa dilakukan pada dunia nyata. Mulai dari chatting (*ngobrol mak...yuukkk*),
conference, berbelanja( siapa yang hobby OL shop ngacung!!!) sampai mencari jodoh bisa dilakukan di dunia maya
ini. Kita diajak untuk memasuki “ruang”
dimana kita bisa mencari apa saja yang kita inginkan, memasuki “komunitas” yang
memiliki minat yang sama dengan kita, atau malah membentuk “komunitas” baru
sesuai dengan keinginan kita, tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. Mau contoh
komunitas yang bermanfaat..ya ini Kumpulan Emak Blogger..*Tosss*
Akan
tetapi teknologi ini secara gradual telah mengubah kehidupan manusia.
Ayoooo..pada ngaku siapa yang nggak galau kalau HP tertinggal, atau BBM kok
nggak segera delivered sih?, atau kalau yang masih PDKT dengan seseorang selalu
lihat...Oi...si dia lagi OL *hati kembang-kembang* atau.. Aduhhh..koneksinya
lambat euy! Kehiduupan blogger tergantung pada koneksi J Sungguh hal-hal tersebut sangat
lumrah kita temui disekitar kita. Iyaaa apa iyaaa...
Okay..sebelum
kita masuk ke hubungan antara remaja dan turunan dari teknologi ini yaitu
medsos, ada baiknya saya paparkan fakta berikut
Rangking
|
Negara
|
Jumlah
pemilik account
2011
|
Jumlah
pemilik account 2012
|
1
|
Amerika
|
154.040.460
|
168.800.560
|
2
|
Indonesia
|
39.568.620
|
51.497.740
|
3
|
India
|
33.587.640
|
62.697.100
|
4
|
Turki
|
29.951.960
|
33.136.140
|
5
|
Inggris
|
29.942.160
|
33.173.320
|
6
|
Meksiko
|
28.150.240
|
40.225.740
|
7
|
Philipina
|
26.056.340
|
30.080.580
|
8
|
Brasil
|
24.921.480
|
64.688.240
|
9
|
Perancis
|
22.582.160
|
25.654.960
|
10
|
Jerman
|
20.538.540
|
25.345.920
|
Wow...pada
tahun 2011 Indonesia diurutan ke dua pemilik akun facebook terbanyak di dunia.
Pada
dasarnya kemampuan internet dalam menciptakan realitas virtual atau pengalaman
ruang yang dihasilkan oleh teknologi komputer
terdapat juga pada teknologi televisi, telepon atau film. Tetapi internet
menampilkan virtualitas yang berbeda, dimana kontrol atau kendali komunikasi
terletak pada pemakai (user) bukan
pada pencipta atau medium komunikasi. Sifatnya yang senantiasa on line tentu saja membawa pada sifat
interaktif yang memungkinkan semua pihak dapat berhubungan dan berinteraksi
setiap saat.
Apa yang
terjadi pada generasi on line? pengejawantahan interaksi seorang anak dengan on line game misalnya, memungkinkan
mereka menghujat, membunuh lawan tanpa “rasa” dampaknya kalau mau dilihat
secara kasar dapat kita saksikan pada meningkatnya kasus tawuran pelajar. Kasus
perkosaan anak dan bunuh diri pada anak dan remaja (meskipun tentu saja harus
dilakukan penelitian lebih lanjut soal ini)
Yuukk kita
intip apa sih status yang diunggah remaja tanggung kita...
Dari pengamatan
yang kami lakukan, status yang diunggah para terkadang sesuatu yang seperti
kekesalan, curahan hati, dan kejadian sehari hari. Misalnya : jengkel, kesal,
kangen, pusing, dll. Selain itu remaja
juga sudah secara terbuka mengumumkan status hubungan dengan lawan jenis,
misalnya “in relationship with”
dengan menandai teman dekatnya, atau “enggaged
with”. Status yang diunggah pun terbuka mulai dari status yang mengungkapkan rasa cinta, marah yang di
tandai langsung ke pasangan mereka. Sebagai contoh
Saya mencintai dngan segala kesabaran
dan keikhlasan hatiku:-*
mencintai dengan melihat segala kelebihan dan kekurangan yg dia miliki — with ... *menandai seseorang*
mencintai dengan melihat segala kelebihan dan kekurangan yg dia miliki — with ... *menandai seseorang*
Atau
memang semua slah q mnghiati cinta
suci mu,,ttapi saat itu cobaan selingkuh.,
Selain itu remaja juga sering kali mengunggah foto diri maupun
foto bersama rekan-rekan untuk menunjukkan eksistensi mereka.
Seringkali remaja ingin secara langsung mengumumkan curahan
hatinya, atau mengunggah foto dengan pasangan mereka untuk menunjukkan ”status”
mereka. Tak jarang komentar-komentar dari teman-teman di sosial media turut melegitimasi.
Oh ya mengenai nama yang di pakai pada akun (terutama) pada
Facebook, seringkali remaja menggunakan nama samaran dan atau nama asli dengan
kombinasi , yang tentunya menurut orang seumuran saya agak terkesan absurd (ini
pandangan saya yang subyektif ya). Nama akun misalnya Iananakpunk, atau dhiazimoet atau chintadichayankcelalu , poepoetimoet
*huuffttt* susah sekali mengejanya (walaupun kami belum berani men-generalisasi kepada semua remaja) paling tidak
begitulah informan yang kami temui.
Ada dua kategori status yang dibuat para remaja ini.
1. Status kepada teman dekat (pacar)
Saya kutipkan kan ya beberapa contohnya :
Saya mencintai dngan segala kesabaran dan
keikhlasan hatiku:-* menandai* pacarnya
mencintai dengan melihat segala kelebihan dan
kekurangan yg dia miliki — with
...*menandai* pacarnya
aku yang
rela terluka untuk masa lalu, aku mau mndampingi diri mu,aku mau cintai
kekurang mu
Uy gila cuy gw malam ini gk bisa tidur karna
ngelintin facebook cewek gw L̲̅åƍɪ̣̝̇ photo berduaan di pantai mesra
bangetzzZZZzzzzzzZZ
malem ini jadwal nya begadang with pacar
kesayangan gw ! Hhhha — with....*menandai pacarnya*
2
Status yang ditujukan kepada guru / teman /
lingkungan
woooi.......yok bukber.......sekalian kangen2an gitu.......
nilaiku b.indonesia......sungguh menyedihkan banget....
free gua wihh , MOS nya udah selesai , udah ga nyubuh lagi deh
sekarang brangkat nya
tmen
gw"febry"lge sedih,
tmen gw "putra"lge seneng,
dan gw sendiri gak tau lge seneng apa lge sedih, — with *menandai teman*
tmen gw "putra"lge seneng,
dan gw sendiri gak tau lge seneng apa lge sedih, — with *menandai teman*
Sebenarnya selain status-status yang
dinggah para remaja yang menjadi perhatian saya juga apa yang mereka “like” dan
“share” dan pada group apa saja mereka bergabung. Ini yang membuat saya agak
tercengang, remaja tanggung ini beberapa menyukai “video porno indonesia”
“cerita dewasa indonesia” “majalah dewasa” dan beberapa situs porno lainya. Ditambah lagi banyaknya iklan dan situ-situs
tidak jelas yang mungkin saja bersliweran di
dinding akun para remaja tersebut. Cukup mudah klik, like and share.
Karakteristik teknologi baru yang dapat menimbulkan efek adiksi
bagi pemakainya akan mempengaruhi sikap remaja, misalnya dalam dunia nyata
seorang remaja dapat saja anti sosial, pendiam dan tidak banyak berbicara, akan
tetapi sangat aktif di dunia maya. Pemberian mata pelajaran TIK bagi pelajar
SMP, menambah minat remaja berselancar di dunia maya dikarenakan remaja pada
usia SMP telah mempunyai pemikiran oprasional formal dan logis
Tidak dapat dihindari keasyikan ber sosial media menjadikan remaja
menjadi lebih “individualis”. Remaja
lebih banyak berinteraksi dengan bahasa text melalui komentar, status dan
gambar yang diunggah. Dari sini terlihat bawa pola interaksi teman sebaya pun
mengalami pergeseran.
Namun
demikian, Meski sosial
media memiliki kuasa untuk mengarahkan
bagaimana informasi apa saja yang harus disampaikan oleh subyek tersebut, namun
pilihan untuk memberikan informasi tersebut tetap kembali kepada kesadaran
pengetahuan dari pengguna sosial media tersebut karena pada praktiknya ruang konstruksi identitas ini bisa
bersifat opt in (hanya dibaca oleh pemilik akun itu sendiri, sebagian teman
dalam jaringan sosmed, atau teman dari
teman dalam jaringan sosmed) atau opt out (yang bisa dibaca oleh siapapun juga).
Sosial
media sebagai media transaksional dan interaksional yang dikonsumsi secara
masif, mempunyai kemampuan luar biasa dalam mereproduksi nilai-nilai yang
dibangun dalam status yang diunggah ke dalam
realitas sosial remaja.
Para Ibu-ibu dan Bapak-Bapak gaul...yuuukk mulai melek teknologi
(tapi jangan lalu kita yang kena efek adiksi teknologi ya...) . Kenapa? Orang tua juga perlu untuk lebih memahami teknologi
sehingga memungkinkan untuk melakukan pendampingan dan pemantauan terhadap bagaimana remaja membangun identitasya.
Bangun komunikasi yang sehat, bahwa apapun yang mereka tuliskan
melalui media sosial dapat diakses banyak orang dan tentu saja mempunyai konsekwensi. Sebisa mungkin juga melibatkan
diri dalam pertemanan mereka. Sama seperti didunia nyata dalam dunia virtual
mereka juga bertemu banyak orang yang tidak hanya dari golongan mereka.
Karenanya perlu di beri pengertian bahwa etika berkomunikasi juga berlaku dalam
dunia maya. Nggak mau kan anak-anak lebih terbuka sama FB atau Tweeter
daripada sama mamanya?
Baiklah....kira-kira demikian gambaran bagaimana remaja bersosmed
di dunia maya. Meskipun lingkupnya
kecil...kami yakin diluar sana masalah remaja dan efek internet sangatlah
kompleks.
Mungkin tips ini dapat meminimalkan /mengantisipasi dampak negatif
internet pada orang-orang yang kita sayangi
- Bijaksana dalam memberikan fasilitas gadget kepada buah hati. Buat kesepakatan tentang pemanfaatan gadget tersebut.
- Kalau memungkinkan akses internet dari rumah, letakkan PC, Laptop di ruang publik di rumah sehingga orang tua dapat memantau aktifitas anak di depan PC dan anak tidak perlu pergi ke warnet
- Dampingi dan ajak berdiskusi secara terbuka apa-apa yang mereka temukan d internet. Mungkin kita akan sedikit shock...ya..tapi bukankah itu tantangan bagi kita untuk selalu belajar
- Ibu/bapak dapat menyeting PC/Laptop atau gadget dengan memblok situs-situs pornografi. Terkadang anak-anak simply melakukan pencarian di mesin pencari dengan memasukkan kata kunci. Nah bisa saja terjadi gambar atau web yang dimuncul adalah gambar-gambar tidak pantas yang sebenarnya bukan yang mereka cari, tapi karena memang masa-masa remaja penuh dengan penasaran, jadi bisa saja mereka klik untuk menjawab rasa penasaran tersebut.
- Ayo....silahkan tambahkan lagi Tips internet Sehat...
Wassalam
*Gambar dari berbagai sumber dan koleksi pribadi
Luar biasa....tulisannya bisa panjang dan bermanfaat untuk dibaca. Pengin jg bisa pny waktu dan belajar nulis yang renyah untuk dinikmati. Salut....
ReplyDeletemakasih bu Made..ayo Nge Blog lagi
ReplyDelete