Untuk apa sebenarnya teknologi diciptakan? Tentunya untuk
memudahkan hidup manusia. Memudahkan disini maksudnya adalah untuk membantu
pekerjaan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Sekedar oleh-oleh dari perjalanan ke Korea Selatan
beberapa bulan lalu, yang ingin saya bagi kepada pembaca. Bukan hanya sekedar
menikmati beragam situs wisata, budaya dan kuliner, lebih dari itu, belajar
dari negeri gingseng ini bagaimana teknologi diciptakan dan terus diperbaharui
untuk mempermudah kehidupan manusia.
Korea memang menjadi salah satu rujukan teknologi dunia
saat ini. Samsung, LG, Hyundai adalah beberapa brand Korea yang mendunia.
Hebatnya, merekapun memakai produk mereka sendiri. Merk-merk mobil di jalanan
kota Seoul jarang sekali yang buatan negara lain, kita hanya disuguhi Hyundai
atau KIA dengan berbagai tipe dan model. Dalam Seoul metro (kereta subway),
penumpang asyik masyuk dengan gadget samsung atau LG nya. Semua komputer di
lab-lab universitas di dominasi oleh Samsung. Begitu cintanya mereka memakai
produksi dalam negeri yang memang punya kualitas.
semua asyik dengan gadgetnya
Sarana publik dibuat senyaman mungkin, misalnya untuk
transportasi, jangan heran anda tidak akan menemukan yang namanya kondektur di
dalam bis atau kereta. T-Money card yang bisa dibeli di toko-toko berfungsi
sebagai kartu pintar transportasi. Mau
naik taksi, kereta, bis dimanapun di Korea Selatan kartu ini bisa
dipakai sebagai alat pembayaran. “Bip-bip” suara yang sering kita dengar di
dalam bis atau di stasiun subway, ketika T-Money dtempelkan pada mesin pembaca.
Saya hampir tidak pernah melihat orang membayar angkuatan publik ini dengan
uang tunai. Kartu ini bisa diisi ulang di mesin-mesin isi ulang yang banyak
berada di stasiun subway.
T-Money Card
Dalam stasiun subway tidak ada counter penjual tiket,
mesin-mesin pintar penjual tiket berjejer rapi di semua stasiun dengan
operintah bahasa Inggris dan Korea.jika anda tidak memerlukanya lagi tiket
tersebut, anda bisa memasukanya ke mesin refund dan anda masih mendapatkan uang
kembalian sebesar 500KRW.
Mesin tiket dan isi ulang T-Money
Masih didalam stasiun, semua fasilitas disediakan bagi
semua orang tanpa terkecuali. Bagi yang mempunyai kekurangan fisik dan harus
memakai kursi roda, tidak usah khawatir untuk naik turun tangga. Selain ada
lift yang bisa di pakai, ada pula alat bantu untuk menaiki tangga. Alat ini
memang dirancang khusus bagi pemakai kursi roda, biasanya juga manula. Pintu-pintu
khusus, toilet dan space khusus dalam gerbong semua memudahkan mereka.
alat bantu naik tangga bagi pemakai kursi roda
Jalur bagi tunanetra semua terhubung mulai dari trotoar,
halte bis sampai stasiun subway memudahkan para tunanetra mengakses angkutan
publik. Bagi pendatang yang kebingungan dengan rute subway anda dapat
menginstal aplikasi Explore Seoul dari android anda. Informasi mengenai waktu
tempuh dan biaya akan anda dapatkan dengang mudah dan akurat. Bila anda memilih
naik taksi, disetiap taksi terdapat monitor GPS yang akan menuntun supir,
rata-rata mesin GPS nya tiga dimensi. Biasanya bila supir tidak terlalu faham
dengan daerah tujuan, dia akan memasukkan alamat pada kotak yang tersedia, dan
mesin akan memberikan informasi. Keren!
Diakhir kunjungan, saya berkesempatan menaiki sedan Hyundai
keluaran terbaru. Seorang kolega orang Korea, baru saja mendapatkan hadiah
ulang tahun sebuah mobil pintar dari suaminya...so sweet sekali. Mobil yang anggun dan nyaman. Sistemnya diatur
sedemikian rupa terhubung dengan sistem keamanan emergency, jika terjadi
sesuatu pencet saja tombol ini maka polisi akan segera datang membantu, kata
teman saya menjelaskan. GPSnya tentu saja 3 dimensi ditambah informasi jarak
tujuan kita, misalnya Incheon International Airport 15 km lagi. Tidak hanya
itu, yang membuat saya heran, ketika melewati jalan tol yang harus bayar
tiba-tiba terdengar suara, yang kata teman saya artinya kartu kredit anda
dipakai untuk membayar toll sebesar sekian KRW. Wow...
Sebuah perenungan dalam perjalanan pulang ke tanah air.
Mungkinkah semua kepraktisan ini kita peroleh di tanah air. Tetapi tiba-tiba
saya disadarkan pada konsep yang sangat berbeda yang dipahami oleh sebagian
besar dari kita, yang sangat sulit saya cari terjemahkan dalam sebuah kata.
Kita adalah orang yang suka berbagi, berbagi pekerjaan dan tentu saja berbagi
rezeki. Misalnya daripada memasang CCTV di jalan raya yang bisa dikontrol
secara terpusat, lebih baik menempatkan polisi sebagai mata-mata. Atau kita
lebih suka membayar orang mejual tiket kereta daripada menciptakan mesin tiket,
menempatkan kondektur dalam bis dan kereta untuk menarik ongkos, menempatkan
satpam dirumah kita daripada memasang kunci pengaman digital. Sungguh banyak SDM yang pastinya akan
tergantikan apabila semua di gantikan dengan teknologi, karena masih banyak SDM
yang hanya bisa bekerja atau terpaksa bekerja pada bidang-bidang yang
sebenarnya bisa ditopang oleh kemampuan
teknologi.