Destinasi wisata dijawa tengah masih didominasi tempat-tempat terkenal seperti Borobudur, Prambanan, Tawangmangu dan lain lain. Sebagai ibu-ibu yang setiap pengeluaranya harus dihitung dengan cermat heeee (menghindari kata pelit ya), bagaimana tidak harga-harga membumbung tinggi sementara liburan dan pendidikan sudah masuk dalam list kebutuhan sekunder. Sebagai mamak yang cerdas (wuihh..), mesti cari solusi wisata hemat (hemat ini relatif ya..) dan edukatif, ada nilai-nilai pendidikan dan moral bagi anak-anak. Karena kami tinggal di “daerah” di pesisir utara Jawa Tengah (bukan Jakarta lhooo), saatnya kami hunting lokasi-lokasi mana yang bisa dikunjungi murah, meriah dan terjangkau (budgeted), tentu saja dengan tidak melupakan faktor edukasi buat anak-anak.
Kali
ini pilihan kami jatuhkan ke Bledug Kuwu. Sudah lama saya mendengar tentang Bledug
Kuwu, meskipun lokasinya sangat dekat dengan tempat kami tinggal tapi belum
pernah kami mengunjunginya. Lokasinya sangat strategis di tepi jalan raya
Purwodadi-Sulursari, tepatnya lokasi berada di kecamatan Kradenan, Purwodadi
Grobogan Jawa Tengah. Lokasinya yang sangat terjangkau oleh angkutan umum, sekalian
mengajarkan ke anak-anak, wisata itu tidak harus mahal, tetapi lebih
dari itu pelajaran yang didapat dari setiap perjalanan.
Dari
Semarang ibukota Jawa Tengah waktu tembuh kira-kira dua jam untuk sampai ke
lokasi. Dari terminal bus Penggaron di Semarang menuju kota Purwodadi anda cukup membayar
Rp.10.000,-, dan dari Purwodadi menuju Bledug Kuwu antara Rp.5000 – 7.000
dengan tiket masuk yang super murah yaitu Rp. 2000,- anda dapat menyaksikan keajaiban alam ini dari dekat.
Setelah kurang lebih 1,5 jam perjalanan tibalah kami di TKP. Sebuah
hamparan padang tandus akan menyambut anda, lebih tepatnya padang lumpur. Pada
bagian-bagian tertentu terdapat gelembung-gelembung lumpur, yang mengeluarkan
bunyi “BLEDUG” bersamaan dengan keluarnya asap, gas dan air garam. Maka dari
itu lokasi ini dinamakan dengan BLEDUG KUWU, karena lokasinya di desa Kuwu.
Sebagaimana
banyak
lokasi wisata di Indonesia terkait dengan legenda rakyat. Demikian juga
dengan Bledug Kuwu. Gelembung-gelembung lumpur konon adalah ular raksasa
putra
pangeran Ajisaka yang telah mengalahkan buaya putih jelmaan prabu Dewata
Cengkar, dan membawa kepala buaya putih melalui
perut bumi untuk diberikan kepada ayahandanya prabu Ajisaka di Kerajaan
Medang Kamolan. Di daerah Kuwu sang ular yang berada di perut bumi
ingin memastikan
perjalananya dan menembus kulit bumi untuk melihat sekelilingnya.
Asap putih keluar bersamaan dengan bunyi BLEDUG dari perut bumi
Diluar
legenda
itu, Bledug Kuwu adalah sebuah keajaiban alam Indonesia. Hanya sekitar
45 hektar saja daerah padang lumpur,
dikiri dan kanan lokasi adalah area subur pertanian. Meskipun
mengeluarkan
asap, ternyata bukanlah asap panas dan lumpurnya juga tidak panas. Dari
bau
asap yang menyengat dapat diketahui bahwa ada kandungan sulphur yang
keluar. Meskipun tidak panas pengunjung harus tetap berhati-hati karena
tanah
disekitar sangat labil. Sebaiknya tidak terlalu dekat dengan kawah
letupan,
karena itu adalah lumpur bergerak dan anda bisa terperosok.
Hati-hati tanah disini sangat labil
Kandungan
garam dan mineral yang dihasilkan Bledug Kuwu oleh masyarakat setempat diolah
menjadi garam. Konon rasa garam bledug kuwu berbeda dengan garap produksi dari
air laut, rasa garam lebih asin dan gurih. Selain untuk garam masyarakat
sekitar juga memanfaatkanya untuk membuat “BLENG” sejenis bahan yang dipakai
untuk mengawetkan adonan bahan pembuat krupuk.
Tinggi letupan lumpur Bledug Kuwu, sangat berfariasi, menurut pemandu kami, letupan bisa mencapai 500 cm dan yang terkecil sekitar 90 cm. Kawah besar yang mengeluarkan letupan besar yang berada di sebelah timur oleh masyarakat setempat disebut “Jaka Tuwa” dan kawah yang terkecil di sebelah barat di sebut “Rara Denok”.
Suara
“Bledug” pada letupan kawah besar cukup menggetarkan hati dan meyiutkan nyali,
kiranya apa yang terjadi didalam perut bumi sana. Sungguh maha besar Allah
dengan segala ciptaan-Nya. Berbeda dengan luapan lumpur yang terjadi di porong
yang konon ditengarai akibat kegiatan eksplorasi, lumpur Bledug Kuwu adalah
sebuah keajaiban alam. Masyarakat setempat masih mempercayai legenda yang diturunkan
leluhur mereka sehingga kegiatan pemanfaatan mineralnya dikerjakan secara
sederhana dan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat saja.
Pojok oleh-oleh yang bisa dijumpai disini, sangat sederhana
Banyak
hal bermanfaat yang saya ambil dari wisata sederhana kami kali ini. Alam selalu
mengajarkan betapa kebesaran sang Pencipta. Hal ini akan selalu membuat kita
mawas diri dan rendah hati. Legendanya dapat kita turunkan kepada anak-anak
sebagai nilai-nilai karifan lokal, kandungan mineralnya dapat disampaikan sebagai bekal dasar pengetahuan alam.
Sayangya
sebagaimana tempat wisata lokal di Indonesia, fasilitas pendukung dan
kebersihan belum terjaga dengan baik. Semoga pemerintah setempat memperhatikan
aset-aset semacam ini sehingga terpelihara dengan baik.
gambarnya di besarin mbak, biar makin mantab.
ReplyDeletesukses ya :)
wuih... keren letupan nya :)
ReplyDeleteTahun 2004 lewat sini waktu ke Purwodadi Tapi nggak mampir :-(
ReplyDeleteTerimakasih semua sudah mampir...ini padahal aksesnya mudah banget passs...pinggir jalan raya
ReplyDeleteNumpang nanya, apa angkutan umum bisa sampai di depan gerbang wisata? Saya rencananya mau ke bledug kuwu dari stasiun ngrombo.
ReplyDelete